KISAH INSTRUKTUR KURSUS MENJAHIT YANG AJARKAN FESYEN SAMPAI KE PEDALAMAN ACEH

09 Desember 2023

Fesyen bagi sebagian orang memang hanya dapat dipelajari di sekolah-sekolah ternama. Namun, bagi Riswandi atau biasa disapa Tarla, setiap orang dapat mempelajari dunia fesyen, khususnya bagi masyarakat di pedalaman Aceh. 


Tarla sudah berdedikasi di bidang keterampilan menjahit dan fesyen sejak belasan tahun. Ia pun menjadi instruktur kursus menjahit dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Mom n Me, LKP Jaya Mandiri, dan ia pun menerima siswa secara reguler di Tarla School. Ia pun terus meningkatkan kualitasnya sebagai instruktur dan menjadi salah satu peserta Magang Instruktur di Esmod yang merupakan program Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. 


“Keprihatinan saya terhadap anak-anak yang tidak mau melanjutkan pendidikan menggerakkan jiwa pendidik saya. Hari ini Allah titipkan ilmu untuk dapat menularkan kepada yang lain agar mereka terlepas dari pengangguran dan membangkitkan perekonomian daerah,” jelas Tarla karena menceritakan latar belakangnya berfokus untuk menjadi instruktur kursus.


Berdasarkan penjelasan Tarla, dalam dua tahun ini ia pun sudah memberikan materi dan praktik di beberapa desa di pedalaman Aceh. Contohnya adalah Desa Gunci, Paya Rabo Timu, Punteur, Lhok Kuyun dan beberapa desa lainnya di Kabupaten Bireun. Tak hanya di kabupaten tersebut, Tarla pun seringkali mengajar di pedalaman desa Kabupaten Aceh Jaya.


“Saya pelatihan dan kursus menjahit ke rumah-rumah, ada pula dengan bantuan dana desa, dan saya pun membuka pelatihan gratis di rumah saya sendiri sejak tahun 2015,” tutur Tarla.


Jalan Berliku untuk Mengajar


Mendedikasikan diri sebagai pengajar, membuat Tarla tak kehilangan kesabaran. Berbagai tantangan telah dihadapi untuk mengajarkan menjahit dan fesyen ke daerah-daerah terpencil, mulai dari akses jalan sampai dengan kualitas SDM yang ada di daerah tersebut. Ia pun pernah kehilangan dompet yang berisi kartu-kartu penting dan uang.


“Di daerah terpencil masih ada yang buta aksara, anak-anak putus sekolah yang tingkat pemahamannya cukup kurang. Jadi, masih butuh banyak bimbingan. Bahkan, akses jalan yang jauh dan seringkali saya pun berpapasan dengan babi di jalan,” ungkap Tarla.


Menurut Tarla, walaupun ia memiliki banyak perjuangan untuk mengajar tetapi semua lelah itu sirna ketika melihat semangat para ibu-ibu atau anak-anak yang semangat mengikuti pelatihan bersamanya. Mereka sangat antusias untuk mengetahui lebih banyak tentang menjahit hingga akhirnya dapat membuka usaha mandiri di rumah.


Tarla bercerita, “Ada kalanya peserta didik saya itu usianya sudah diatas 40 tahun dan kendalanya di mata saat menjahit. Akan tetapi serius, semangat mereka luar biasa bahkan saya merasa senang juga setiap harinya mengajar.”


Bagi Tarla dengan karya yang mereka hasilkan, itupun membuat ia terharu. Banyak peserta didik yang tadinya tidak bisa menggunakan mesin jahit tetapi kini sudah bisa membuat baju siap pakai dengan styling yang bagus. 


Salah satu peserta didik yang sukses mengembangkan usaha adalah Rafly Usman. Pemuda 26 tahun tersebut pertama kali mengikuti pelatihan dengan Tarla sejak 2021. Kini ia pun sudah mengembangkan usahanya di Desa Gunci Kecamatan Sawang Aceh Utara.


“Dulu saya belajar menjahit kurang lebih dua bulan dengan Pak Tarla. Saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang menjahit, mulai dari mengukur badan, gambar pola, dan membuat style baju agar lebih menarik,” ungkap Rafly. 


Perkembangan kualitas menjahit Rafly pun meningkat. Setelah kursus menjahit, ia pun memberanikan diri untuk membuka usaha dan melanjutkan pelatihan di Tarla School.


Rafly mengungkapkan, “Dulu saya terima jahitan masih di rumah kecil milik orang tua. Namun, alhamdulillah sekarang sudah bisa buat rumah sendiri dari usaha menjahit saya yang saya tekuni.”


Langkah Tarla menghadirkan kesempatan baru bagi orang-orang di desa terpencil untuk meningkatkan pendapatan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa langkah sederhana dengan mengikuti kursus pun dapat mengubah hidup bagi seseorang. Artikel ini dikutip dari: https://vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/kisah-instruktur-kursus-menjahit-yang-ajarkan-fesyen-sampai-ke-pedalaman-aceh