MENYIAPKAN KEMANDIRIAN ANAK KEBUTUHAN KHUSUS DI LKP ARIMBI

29 November 2023

Meningkatkan keahlian atau keterampilan yang sesuai bakat, minat, atau potensi diri, tak melulu harus melalui jalur formal. Sebagai salah satu satuan pendidikan vokasi, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) menawarkan pendidikan di luar jalur formal yang mampu mengantarkan anak-anak muda untuk menguasai keterampilan untuk bekal kemandirian. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan di LKP Arimbi, Bantul, D.I. Yogyakarta.


Menempati area yang cukup luas di Kompleks Pasar Seni Gabusan, Bantul, D.I. Yogyakarta, aktivitas kursus dan pelatihan di LKP Arimbi terlihat begitu hidup. Ada sekitar 20 peserta kursus membatik yang sedang menyelesaikan tugas akhir mereka. Mereka merupakan peserta program pendidikan kecakapan Wirausaha (PKW) yang diselenggarakan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di LKP Arimbi. 


“Kami sudah mulai kegiatan kursus di sini (Pasar Seni Gabusan, red) itu sejak 2007 dan sampai sekarang. Ada galerinya juga untuk memajang hasil hasil karya para siswa sekaligus workshop-nya juga di sini,” kata pemilik LKP Arimbi, Sumarni Arimbi, beberapa waktu lalu. 


Tahun 2023 ini LKP Arimbi ketiban tugas melaksanakan program PKW untuk bidang membatik. Sebanyak 20 peserta yang berasal dari Bantul dan sekitarnya diberi keterampilan seputar membatik, mulai dari teknik membatik, membatik, memproduksi batik, hingga membangun usaha batik. Targetnya adalah para peserta bisa merintis dan mengelola usaha batik mereka sendiri selesai pelatihan. 


“Saya mengajarkan anak-anak untuk membuat produk sejuta bukan sejuta se-truk. Jadi mereka harus benar-benar memanfaatkan belajar di sini untuk membuat batik-batik yang berkualitas,” tambah Arimbi.


“Kami juga sudah siapkan semua keperluan untuk membatik, mulai dari kompor listrik untuk membatik, canting, malam, kain mori, dan sebagainya untuk modal awal usaha mereka. Semuanya gratis untuk setiap siswa,” ujar Arimbi menambahkan. 


Arimbi menekankan kepada para peserta didiknya untuk benar-benar serius dalam memanfaatkan program bantuan dari pemerintah melalui PKW ini. 


“Saya mengajarkan anak-anak untuk membuat produk satu sejuta, bukan sejuta satu truk. Jadi, mereka harus benar-benar memanfaatkan belajar di sini untuk membuat batik-batik yang berkualitas,” tambah Arimbi.



Ajari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 

 

Di LKP Arimbi, para peserta program PKK tidak hanya mereka yang berasal dari sekolah-sekolah reguler, seperti SMA/SMK/SMP dan sebagainya. Dalam menjalankan program PKW, LKP Arimbi juga menyasar para peserta berkebutuhan khusus yang berasal dari sekolah luar biasa (SLB), termasuk "anak jalanan" yang diambil dari panti rehabilitasi sosial. 


“Tahun ini ada sekitar tiga orang yang memang merupakan anak berkebutuhan khusus dan satu yang merupakan anak korban kekerasaan yang benar-benar sangat traumatik dan butuh sekali bantuan untuk bisa bangkit,” ujar Arimbi.


Bagi Arimbi, kemandirian hidup dengan bekerja atau membuka usaha merupakan mimpi bagi para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Nyata, lanjut Arimbi, dari pengalamannya selama, anak-anak dengan kebutuhan khusus justru bisa lebih berkembang setelah mengikuti pelatihan batik di LKP miliknya.


Anak-anak berkebutuhan khusus maupun anak-anak jalanan tersebut menjadi lebih percaya diri. Mereka kini memiliki kompetensi atau keahlian sebagai bekal mereka di masa depan. Mereka juga mampu menghasilkan penghasilan dari keahliannya tersebut.


“Mereka senang diajari membatik di sini. Tidak hanya hards kills yang terasah, soft skills mereka juga. Mereka bisa bekerja sama bahkan dengan peserta lain yang "normal",” tambah Arimbi. 


Salah satu peserta didik berkebutuhan khusus yang mengikuti program PKW adalah Naya. Naya sebenarnya merupakan alumni program PKW tahun lalu. Akan tetapi, kedua orang tua Naya tetap ingin menitipkan Naya untuk belajar di LKP Arimbi. 

 

Naya terbilang cukup produktif. Dalam sebulan, ia bisa menghasilkan lima lembar kain batik dengan berbagai motif yang dijual seharga Rp350.000,00 setiap lembarnya. 


“Uangnya untuk ditabung. Senang bisa mbatik di sini,” kata Naya. Artikel ini dikutip dari: https://vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/menyiapkan-kemandirian-anak-kebutuhan-khusus-di-lkp-arimbi