KISAH ULIN NUHA: MENGUKIR CITA-CITA DARI SECANGKIR KOPI PULOSARI BERKAT KURSUS BARISTA

15 Oktober 2023

Menjalankan suatu usaha dapat tumbuh dari tempat terdekat, yaitu lingkungan sendiri. Itulah yang dilakukan oleh Muhamad Ulin Nuha. Pemuda 25 tahun itu pun memulai mengembangkan usahanya dari langkah sederhana, yaitu kursus barista di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Filbert, Pemalang, Jawa Tengah. Berkat pelatihan itulah, ia sukses mengembangkan usaha kedai kopi bernama “Poskopi Pulosari”.


Sedari awal ia bermimpi mempunyai usaha kedai kopi sendiri. Akan tetapi, untuk mewujudkan itu, ia ingin meningkatkan kompetensi dan mencari pengalaman terlebih dahulu.


“Saya tertarik dengan kopi sudah sejak lama tapi belum kesampaian buka usaha kedai kopi. Hingga setelah 3 tahun bekerja menjadi bartender, saya dapat info pelatihan dari LKP Filbert,” ujar Nuha mengawali cerita.


Lebih lanjut, ia bercerita bahwa dahulu ia bekerja di bar daerah Cibubur dan Purwokerto. Lantas ia pun menyadari bahwa menyajikan minuman tersebut dilarang oleh agama. Hingga akhirnya, ia pun pulang ke Pemalang dan mengetahui pelatihan barista tersebut.


“Saya ingin cari penghasilan yang lebih berkah dan menyajikan minuman yang halal. Maka dari itu, ketika saya sudah dapat info, saya langsung daftar pelatihan barista dari sisa tabungan selama kerja,” ungkap Nuha.


Bentuk pelarian dari dunia bar tersebut pun membuka mata Nuha. Di LKP Filbert, ia mengenal lebih dalam tentang dunia kopi. 


Nuha menjelaskan, “Di pelatihan saya mempelajari proses kopi, berbagai macam teknik penyeduhan, pengetahuan kopi sampai cara pemasarannya. Ketika saya buka kedai sendiri pun tinggal mengaplikasikan saja.”


Sepetak Kecil Depan Rumah Jadi Cerita Penuh Makna


Nuha percaya bahwa tak ada yang lebih membanggakan dibandingkan sukses di tanah sendiri tanpa perlu merantau lagi. Untuk itulah ia jeli dengan melihat peluang yang ada di tanah kelahirannya. Dengan sepetak perkebunan kopi yang ia miliki, ia pun mulai membangun mimpi.



“Saya lihat Pulosari ini memiliki tanah yang subur dan sumber daya alamnya berlimpah, termasuk kopi. Maka dari itu, saya beranikan diri untuk merawat kebun kopi yang ada. Lalu memproses kopi mulai dari hulu, petik, jemur sampai dengan menjadi segelas kopi dan dijual di Kedai Poskopi Pulosari,” ungkapnya. 


Dalam membangun usaha tersebut, ia bercerita bahwa bukan hal yang mudah. Bukan berasal dari keluarga yang berada, tak membuat ia  putus asa. Ia meminta ridho dari sang Bunda untuk mengembangkan bisnis kopinya. 


“Ibu saya sampai menggadaikan sertifikat rumah untuk modal dan itu membuat saya tak bisa berkata-kata karena yang saya inginkan hanyalah tak membuat ibu kecewa,” tutur Nuha.


Hingga petualangan usaha kopinya pun dimulai. Nuha percaya bahwa sebaik-baiknya mewujudkan mimpi adalah dengan aksi nyata. Ia membuka kedai kopi di depan rumahnya.  Berkat pengetahuan yang ia dapatkan di kursus barista, ia pun mengambangkan usaha. Kedai kopinya pun tak henti dikunjungi pengunjung maupun pemesanan green bean, roast bean, dan kopi kemasan via daring melalui Instagram @poskopipulosari.


“Kopi yang saya petik pun saya proses dan kemas. Biji kopi tersebut sudah terjual ke kafe-kafe di daerah Purwokerto, Purbalingga, dan Pemalang kota,” ujar Nuha.


Dalam menjalankan bisnisnya, ia pun terbuka dengan segala ilmu. Menurutnya, di industri kopi sangat diperlukan untuk menambah relasi sehingga ilmu tentang kopi bertambah. Tak jarang, ia mengikuti acara pameran, maupun pelatihan, dan workshop. 


Lebih lanjut, Nuha pun mengungkapkan bahwa untuk mempertahankan usaha kedai kopinya adalah dengan berinovasi. Seringkali ia bereksperimen membuat varian jenis kopi. Tak hanya dalam bentuk cangkir maupun kopi kemasan, tapi juga botol yang bisa dibawa pulang ke rumah. 



“Ada pilihan kopi 250 ml dengan berbagai macam rasa, ada cold brew, aren coffee, martini coffee, dan milk palm. Pembuatan varian ini bertujuan bagi pelanggan yang ingin menikmati kopi pulosari di rumah. Jadi, tinggal ditambahkan es, pelanggan bisa menikmati es kopi tanpa perlu ke kedai,” tutur Nuha. 


Hampir tiga tahun sudah ia sudah mengembangkan kedai kopinya. Nuha pun sudah mendapatkan pendapatan mulai dari Rp3—9 juta rupiah. Tak hanya itu ia bisa membalikan modal dan berhasil tak mengecewakan sang Bunda.


Sebagai LKP bidang barista, LKP Filbert merupakan salah satu tangga tempat Nuha meraih kesuksesan. Pemimpin LKP Filbert, Rendro Wijoyo, selalu berpesan kepada peserta didik untuk selalu memperbanyak relasi jika ingin berwirausaha.


“Manfaatnya cukup banyak kalau jaringan kita luas, seperti membuka peluang baru, bisa berkolaborasi, saling tukar ide dan masih banyak lagi. Ini semua tentunya berujung pada tercapainya kesuksesan bisnis yang sedang dijalani,” ucap Rendro.


Rendro pun salut dengan kegigihan Nuha yang tidak mau berhenti belajar dan mampu beradaptasi dengan baik di dunia kopi. Menurutnya, Nuha sangat potensial untuk memiliki kesuksesan yang lebih besar karena mempunyai produk unggulan, yaitu kopi khas dari Pulosari. 


“Peserta didik di LKP Filbert kami lakukan pembinaan kewirausahaan, khususnya terkait pola pikir, yang tadinya fokus bekerja menjadi berkomitmen berwirausaha dengan memanfaat potensi lokal di daerahnya masing-masing,” pungkas Rendro. Artikel ini dikutip dari: https://vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/kisah-nuha-mengukir-cita-cita-dari-secangkir-kopi-pulosari-berkat-kursus-barista